Oleh: hernandhyhidayat | Desember 23, 2009

PERAN MANGROVE DALAM MENGURANGI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM GLOBAL

ENJANG HERNANDI HIDAYAT (230210080068)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN


Tema/topik: Laut dan Perubahan Iklim

PERAN MANGROVE DALAM MENGURANGI DAMPAK

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL

Isu perubahan iklim global, akhir-akhir ini merupakan wacana yang sedang menjadi pembicaraan banyak kalangan dari berbagai negara di dunia. Terbukti dengan diselenggarakannya Konferensi Perubahan Iklim 2009 (UN Climate Change Conference 2009) atau lebih dikenal dengan sebutan COP 15 yang merupakan KTT internasional mengenai perubahan iklim. Konferensi ini dibuka di Copenhagen (Denmark) pada hari Senin, 7 Desember 2009 dengan dihadiri oleh sekitar 15-ribu utusan dari 192 negara. Konferensi yang berlangsung hingga tanggal 19 Desember 2009 ini merupakan kesempatan yang baik dalam upaya menjawab tantangan dampak perubahan iklim global.

Problematika mendasar yang dihadapi dalam KTT PBB tentang Perubahan Iklim (UNCCC 2009) di Copenhagen adalah tuntutan pengurangan emisi karbon dunia. Hampir sebagian besar komunitas internasional mendesak agar dunia menghentikan segera pertumbuhan emisi gas rumah kaca, baik yang ditimbulkan oleh negara-negara industri maju (USA, Uni Eropa, dan Jepang) maupun negara-negara ekonomi baru (China dan India). Pengurangan emisi tersebut harus berada di bawah ambang batas yang ditargetkan selama ini. Nilainya sekitar 25% hingga 40%. Bagi banyak aktivis lingkungan, angka pengurangan itu malah secara radikal harus ditingkatkan menjadi 80% hingga 95% pada tahun 2050 agar dampak perubahan iklim tidak sampai menaikkan suhu global sampai dua derajat Celcius pada tahun tersebut. Ironisnya, dalam hal ini masih terus terjadi tarik menarik kepentingan antar negara, utamanya antara negara industri maju dan negara-negara ekonomi baru.

Apa dan bagaimanakah fenomena perubahan iklim itu….?????

Secara umum iklim terbentuk sebagai hasil dari interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik berbagai parameternya, seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, diperlukan nilai rata-rata parameter tersebut selama kurang lebih 30 tahun. Iklim muncul akibat dari pemerataan energi bumi yang tidak tetap dengan adanya perputaran/revolusi bumi mengelilingi matahari selama kurang lebih 365 hari serta rotasi bumi selama 24 jam. Hal tersebut menyebabkan radiasi matahari yang diterima berubah tergantung lokasi dan posisi geografis suatu daerah.  Daerah yang berada di posisi sekitar 23,5 Lintang Utara – 23,5 Lintang Selatan, merupakan daerah tropis yang konsentrasi energi suryanya surplus dari radiasi matahari yang diterima setiap tahunnya.

Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi yang disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalam rumah kaca dan tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.

Gas rumah kaca (GRK) adalah gas yang pada saat terakumulasi di atmosfer akan menciptakan selubung yang kemudian menimbulkan gangguan pada proses pelepasan panas dari bumi ke luar lapisan atmosfer. Gas yang memungkinkan untuk hal tersebut terjadi adalah berupa karbondioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFCs), perfluorokarbon (PFCs) dan Sulphur hexafluoride (SF6). GRK yang berada di atmosfer tersebut dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, dan lain sebagainya. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida, bisa menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.

Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dan berpengaruh pada iklim bumi, maka terjadilah perubahan iklim secara global.

Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu bumi, mencairnya es di kutub, kenaikan paras muka air laut dan gelombang pasang, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang berkepanjangan dan periode musim hujan yang semakin singkat namun semakin tinggi intensitasnya, Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya

Apa, mengapa dan bagaimana Mangrove bisa berperan sebagai pengurang dampak perubahan iklim……?????

Apabila dilihat dari struktur katanya, mangrove berasal dari dua kata yaitu  mangue/mangal (Portugish) dan grove (English). Secara umum mangrove dapat didefinisikan sebagai vegetasi tanaman yang hidup di daerah pesisir diantara garis pasang surut (pantai, laguna, muara sungai) dengan  komunitas tumbuhan yang hidup di ekosistem mangrove tersebut adalah tumbuhan yang bersifat halophyte, atau tumbuhan yang mempunyai toleransi tinggi terhadap tingkat keasinan (salinity) air laut, contohnya adalah jenis pohon Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Egiceras, Scyphyphora dan Nypa.

Hutan mangrove yang merupakan ekosistem peralihan antara darat dan laut, sudah sejak lama diketahui mempunyai fungsi ganda dan merupakan mata rantai yang sangat penting dalam memelihara keseimbangan siklus biologi di suatu perairan. Hutan mangrove juga memberikan manfaat pada masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu sebagai sumber penghasil kayu bakar dan arang, bahan bangunan, bahan baku pulp untuk pembuatan rayon, sebagai tanin untuk pemanfaatan kulit, bahan pembuat obat-obatan, dan sebagainya. Secara tidak langsung hutan mangrove mempunyai fungsi fisik yaitu menjaga keseimbangan ekosistem perairan pantai, melindungi pantai dan tebing sungai dari pengikisan atau erosi, menahan dan mengendapkan lumpur serta menyaring bahan tercemar.

Selain itu, bersama dengan ekosistem pesisir lainnya, yaitu padang lamun dan terumbu karang, ekosistem mangrove memegang peranan yang sangat vital dalam mitigasi perubahan iklim melalui penyerapan karbon/emisi CO2 yang merupakan gas rumah kaca. Proses fotosentesis mengubah karbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan mangrove justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon.

Manfaat mangrove yang begitu besar, telah berperan serta dalam menunjang kehidupan manusia dan lingkungannya. Namun demikian, manfaat yang sedemikian besar tersebut seringkali terlupakan, bahkan menjadi terancam karena pemanfaatan mangrove yang tidak ramah lingkungan.

Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, atau sekitar 27% dari luas mangrove di dunia. Kekhasan ekosistem mangrove Indonesia adalah memiliki keragaman jenis yang tertinggi di dunia. Sebaran mangrove di Indonesia terutama di wilayah pesisir Sumatera, Kalimantan dan Papua. Luas penyebaran mangrove terus mengalami penurunan. Berdasarkan data Direktorat Jendral Rehabilitas Lahan dan Perhutanan Sosial (2001) luas hutan Mangrove di Indonesia pada tahun 1999 diperkirakan mencapai 8.60 juta hektar akan tetapi sekitar 5.30 juta hektar dalam keadaan rusak. Sedangkan data FAO (2007) luas hutan Mangrove di Indonesia pada tahun 2005 hanya mencapai 3,062,300 ha atau 19% dari luas hutan Mangrove di dunia dan yang terbesar di dunia melebihi Australia (10%) dan Brazil (7%).

Di Asia sendiri luasan hutan mangrove indonesia berjumlah sekitar 49% dari luas total hutan mangrove di Asia yang dikuti oleh Malaysia (10% ) dan Mnyanmar (9%). Akan tetapi diperkirakan luas hutan mangrove diindonesia telah berkurang sekitar 120.000 ha dari tahun 1980 sampai 2005 karena alasan perubahan penggunaan lahan menjadi lahan pertanian (FAO, 2007).

Data Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) RI (2008) berdasarkan Direktoral Jenderal Rehabilitasi lahan dan Perhutanan Sosial (Ditjen RLPS), Dephut (2000) luas potensial hutan mangrove Indonesia adalah 9.204.840.32 ha dengan luasan yang berkondisi baik 2.548.209,42 ha, kondisi rusak sedang 4.510.456,61 ha dan kondisi rusak 2.146.174,29 ha. Berdasarkan data tahun 2006 pada 15 provinsi yang bersumber dari BPDAS, Ditjen RLPS, Dephut luas hutan mangrove mencapai 4.390.756,46 ha.

Apapun bentuk datanya, yang jelas hutan mangrove kita telah banyak yang berkurang. Konversi lahan yang dilakukan oleh manusia terhadap areal hutan mangrove sebagai tambak, areal pertanian dan pemukiman menyebabkan luas lahan hutan mangrove terus berkurang. Selain itu pemanfaatan hutan mangrove yang tidak bertanggung jawab sebagai bahan bangunan, kayu bakar dan juga arang memberi kontribusi yang tidak sedikit terhadap kerusakan hutan mangrove.

Jadi…….

Selamatkan Ekosistem Hutan Mangrove…!!!!!

Demi mengurangi dampak dari perubahan iklim global,

demi masa depan planet bumi,

demi masa depan anak cucu manusia, dan

demi bumi yang lebih bersahabat bagi manusia.

JALESVEVA JAYAMAHE

DI LAUT KITA JAYA, DI DARAT KITA KAYA

Sumber acuan:

Materi kuliah Hasil Laut Komersial. Pemanfaatan Hutan Mangrove dalam Hasil Laut Komersial Yang Berkelanjutan. Oleh Donny Juliandri Prihadi, S.Pi, M.Sc, Cpm

Asep Firman.2009. MANGROVE dan PERUBAHAN IKLIM. http:// fpik.unpad.ac.id/archives/112

http://mbojo.wordpress.com/2009/01/01/hutan-mangrove-dan-luasannya-di-indonesia/

http://www.dephut.go.id/Halaman/STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN KEHUTANAN/INFO_VI02/VII_VI02.htm


Tanggapan

  1. wah belum selesai ya bos tapi gpp,,mw bertanya sedikit ni,,,

    dalam ekosistem mangrove sendiri seberapa besar peranan mangrove tersebut sebagai pengurang dampak pengaruh poerubahan iklim tersebut??

    lalu menurut anda apakah peran pemerintah sendiri dalam upaya tersebut sudah terlaksana atau bagaimana??

    • alhamdulillah anda adalah orang pertama yang komentar…hehehee
      makasih atas pertanyaannya, jawaban atas pertanyaan anda adalah sebagai berikut:

      mangrove bersama dengan ekosistem pesisir lainnya, yaitu padang lamun dan terumbu karang, memegang peranannya yang sangat vital, sebagai penyerap karbon, sehubungan dengan fungsinya dalam perubahan iklim, yaitu mencegah pemanasan global.
      Berbagai upaya telah dilakukan oleh masyarakat, swasta dan pemerintah untuk mengembalikan fungsi ekologis mangrove seperti sediakala. Beragam program rehabilitasi mangrove tersebut telah dilaksanakan setiap waktu, namun demikian belum menunjukkan hasil yang maksimal karena tingkat kerusakan ekosistem mangrove yang cukup tinggi.
      hatur thank you dulur…

  2. terima kasih atas artikelnya, menambah wawasan keilmuan saya.
    tampaknya belum fix 100@ ya artikel yang Anda buat?
    ada beberapa yang ingin saya ketahui, yang pertama apakah semua jenis mangrove dapat menyerap CO2?
    jenis apakah yang paling maksimal dalam proses penyerapan tersebut?
    terakhir, adakah penghambat dalam proses penyerapan tersebut? apa saja dan bagaimana hal tersebut bisa menghambat?
    terimakasih.

    • sebelumnya terima kasih anda telah membaca tulisan saya, terimakasih pula atas pertanyaan yang anda ajukan..
      jawaban dari pertanyaan anda adalah sebagai berikut:
      mangrove termasuk kedalam kingdom plantae dan dari semua jenis mangrove yang saya ketahui merupakan tumbuhan berhijau daun (memiliki klorofil) yang dapat melakukan fotosintesis untuk memperoleh energi. jenis mangrove yang saya dapatkan dari berbagai sumber adalah:
      1. Aegiceras corniculantum
      2. Rhizopora lamarckii
      3. Avicennia officinalis
      4. Aegiceras floridum
      5. Heritirea littoralis
      6. Bruguiera gymnorrhiza
      7. Bruguiera cylindrica
      8. Avicennia alba
      9. Avicennia marina
      10. Avicennia lanata
      11. Bruguiera cylindrica
      12. Rhizopora apiculata
      13. Pemphis acidula
      14. Xylocarpus moluccensis
      15. Rhizopora stylosa
      16. Lumnitzera racemosa
      17. Xylocarpus rumphii
      18. Avicennia officinalis
      19. Ceriops tagal
      20. lLumnitzera littorea
      21. Bruguiera sexangula
      22. Sonneratia caseolaris
      23. Ceriops decandra
      24. Sonneratia alba
      25. Lumnitzera racemosa
      26. Rhizopora mucronata
      27. Bruguiera parviflora
      28. Excoecaria agallocha
      29. Xylocarpus granatum
      30. Nypa fruticans
      31. Osbornia octodona

      dari semua jenis mangrove tersebut menyerap CO2 pada proses fotosintesisnya. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.

      # faktor yang bisa menghambat proses penyerapan karbon dalam bentuk CO2 (kita sebut saja faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis) adalah sebagai berikut:
      1. Intensitas cahaya
      Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
      2. Konsentrasi karbon dioksida
      Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
      3. Suhu
      Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
      4. Kadar air
      Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
      5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
      Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
      6. Tahap pertumbuhan
      Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

      dapat disimpulkan bahwa proses penyerapan karbon pada mangrove juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tadi dijelaskan.

  3. ko belum selse???
    minta referensinya ya!!!

    dan gimana caranya mangrove menyerap CO2????
    trmakasih!!

    • seperti halnya tumbuhan yang memiliki zat hijau daun (klorofil), mangrove juga merupakan tumbuhan yang melakukan fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tersebut, dibutuhkan adanya karbondioksida (CO2) sebagai bahan utama bisa terjadinya fotosintesis yang menghasilkan glukosa + oksigen dan energi dalam bentuk ATP. sebagaimana kita ketahui bahwa reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut:
      6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + energi (ATP)

      jadi….dengan adanya fotosintesis pada tumbuhan (mangrove) bisa menyerap karbon (dalam bentuk CO2) yang ada di atmosfer…

      • setahu saya asap kendaraan itu mngeluarkan CO (karbon monoksida),,apakah mangrove bisa menyerap karbon monoksida tersebut!!!!

        komen pnya blog saya ya!!!

      • setahu saya juga, karbon yang bisa diserap oleh tumbuhan dalam hal ini mangrove merupakan karbon dalam bentuk CO2 (karbon dioksida) karena sebagaimana reaksi fotosintesis yang terjadi CO2 bereaksi dengan H2O ditambah cahaya matahari mengahasilkan C6H12O6 (glukosa) , 6O2 dan energi dalam bentuk ATP

  4. ass.wr.wb
    alhamdulillah artikel nya sangat menarik dan menambah pengetahuan saya …kebetulan saya juga sangat tertarik dengan mangrove ini …
    saya mau sedikit bertanya lur …
    menurut saudara, bagaimana kebijakan pemerintah mengenai berkurang nya luas lahan mangrove ini pdahal pada kenyataannya hutan mangrove ini banyak manfaat dan fungsinya??terus kita sebagai mahasiswa kelautan apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan nya???
    terima kasih jangn lupa kunjungi blog saya dan kmentarnya…terima ksaih hatur nuhn…

    • waalaikum salam…terima kasih telah membaca artikel yang saya tulis dan alhamdulillah apabila tulisan saya ini bermanfaat…

      #Menurut saya, upaya pemerintah sampai saat ini belum optimal dalam hal mengembalikan ekosistem mangrove seperti dahulu. Dahulu luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, atau sekitar 27% dari luas mangrove di dunia. Namun saat ini luas ekosistem mangrove tersebut terus mengalami penurunan.

      Dalam program konservasi dan rehabilitasi hutan mangrove, pemerintah lebih berperan sebagai mediator dan fasilitator (mengalokasikan dana melalui mekanisme yang ditetapkan), sementara masyarakat sebagai pelaksana yang mampu mengambil inisiatif.

      Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan oleh untuk mengembalikan fungsi ekologis mangrove seperti sediakala. Namun demikian belum menunjukkan hasil yang maksimal karena tingkat kerusakan ekosistem mangrove yang cukup tinggi.

      Salah satu kebijakan pemerintah dalam upaya konservasi mangrove adalah kebijakan untuk merumuskan suatu jalur hijau yang dimulai pada tahun 1975 ketika dikeluarkan SK Dirjen Perikanan (No H.I/4/2/18/ 1975) yang mengatur perlunya dipertahankan areal di sepanjang pantai selebar 400 meter dari rata-rata pasang rendah. Jalur hijau adalah zona perlindungan mangrove yang dipertahankan di sepanjang pantai dan tidak diperbolehkan untuk ditebang, dikonversikan atau dirusak.

      Selanjutnya Dirjen Kehutanan mengeluarkan SK No. 60/KPTS/DJ/I/ 1978 mengenai panduan silvikultur di areal air payau. Menurut SK tersebut, jalur hijau ditetapkan selebar 10 meter di sepanjang sungai dan 50 meter di sepanjang pantai pada pasang terendah.

      Pada tahun 1984, menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan mengeluarkan Surat Keputusan Bersama No. KB 550/246/ KPTS/1984 dan No. 082/KPTS-II/1984, yang menghimbau pelestarian jalur hijau selebar 200 meter sepanjang pantai, melarang penebangan mangrove di Jawa, serta melestarikan seluruh mangrove yang tumbuh pada pulau-pulau kecil (kurang dari 1.000 ha.)

      Dikeluarkannya SK Presiden No. 32 Tahun 1990 mengenai Pengelolaan Kawasan Lindung menggantikan seluruh peraturan terdahulu mengenai jalur hijau. Peraturan ini memberikan perlindungan yang lebih memadai terhadap zona jalur hijau. Menurut SK tersebut, jalur mangrove pantai minimal 130 kali rata-rata pasang yang diukur ke darat dari titik terendah pada saat surut.

      Peraturan terakhir mengenai jalur hijau adalah Inmendagri No. 26 Tahun 1997 tentang Penetapan Jalur Hijau Hutan Mangrove. Peraturan ini menginstruksikan kepada seluruh gubernur dan bupati/walikotamadya di seluruh Indonesia untuk melakukan penetapan jalur hijau hutan mangrove di daerahnya masing-masing.

      #Sebagai mahasiswa kelautan yang katakanlah sebagai orang yang deket dengan laut dan memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan pesisir, banyak sekali yang bisa kita lakukan sebagai upaya untuk menjaga dan meningkatkan luas ekosistem mangrove yang terus mengalami penurunan.

      Usaha tersebut bisa berupa sosialisasi kepada masyarakat khususnya masyarakat pesisir; memberikan penyuluhan mengenai fungsi hutan mangrove; melakukan rehabilitasi jalur hijau mangrove; pelatihan teknik budidaya tanaman mangrove; dan memberikan penyuluhan tentang cara memanfaatkan mangrove dengan ramah.

  5. assalamu’alaikum………….

    alhamdulillh bagus skali tulisannya, tapi ada yang mw saya tanyakan….

    Sebenarnaya fungsi mangrove itu bagi daerah pesisir itu apa sich????

    ditunggu jawabanya!!!!!!! thank’s!!!!!!!

    was

    • waalaikum salam….terima kasih telah membaca tulisan saya..

      Mangrove memiliki peranan penting bagi daerah pesisir baik secara langsung maupun tidak langsung.
      Secara langsung, mangrove berperan penting bagi daerah pesisir dalam melindungi pantai dari gelombang, angin dan badai. Tegakan mangrove dapat melindungi pemukiman penduduk, bangunan dan pertanian dari angin kencang dan intrusi air laut. Mangrove juga memainkan peranan penting dalam melindungi pesisir dari gempuran badai. Mangrove memiliki kemampuan untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut sehingga merupakan salah satu peran penting dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat lumpur, pohonnya mengurangi energi gelombang dan memperlambat arus, sementara vegetasi secara keseluruhan dapat merangkap sedimen.
      Secara tidak langsung, mangrove berperan penting dalam siklus hidup berbagai jenis ikan, udang dan moluska, karena lingkungan mangrove menyediakan perlindungan dan makanan berupa bahan-bahan organik yang masuk kedalam rantai makanan. Selain itu, mangrove merupakan pemasok bahan organik, sehingga dapat menyediakan makanan untuk organisme yang hidup pada periaran sekitarnya. Produksi serasah mangrove berperan penting dalam kesuburan perairan pesisir dan hutan mangrove dianggap yang paling produktif diantara ekosistem pesisir.

      kurang lebihnya dari jawaban saya mohon maaf…hatur nuhun…

  6. menarik sekali artikel yg saudara buat…
    saya mau tanya,,,
    dalam hal pemanfaatan kayu dari mangrove…
    jika terlalu sering mengambil kayu mangrove,,maka ekosistem mangove dapat rusak,,,
    nah,,,bagaimana menurut anda tentang hal ini?

    • owh terima kasih anda telah membaca artikel yang saya tulis..

      Saya sangat setuju dengan pendapat anda.
      Pada dasarnya, kalau kita ingin ekosistem mangrove kita tetap lestari dan terus ada sepanjang masa, kita harus terus menjaga dan menyeimbangkan sistem yang ada di dalamnya. Kita tidak boleh mengganggu rantai-rantai makanan yang ada didalamnya. Sebagai contoh, pemanfaatan mangrove sebagai kayu bakar, dengan menebang mangrove secara sembarangan dan tak bertanggung jawab, akan mengganggu stabilitas ekosistem mangrove. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan akan mematikan daya regenerasi mangrove dan akan menghilangkan habitat binatang-binatang mangrove yang ada di dalamnya.

      Kalau satu flora atau fauna yang ada di mangrove sampai habis (punah), maka rantai makanan di ekosistem ini akan terganggu dan akhirnya bisa mengganggu keseluruhan sistem yang ada didalamnya. Intinya, sejauh pemanfaatan mangrove ini dilakukan dengan baik dan bijak, maka ekosistem mangrove kita bisa lestari. Disinilah peranan kita sangat penting. Kita dituntut untuk terus menjaga mangrove bukan demi kita tetapi demi anak cucu kita.

  7. trima ksih atas infrmsi yang saudara tulis di blog ini. sungguh sangt membntu sya dlam pengembangan riset yang sdang saya krjakan. saya pernah bca swatu jurnal yg mnybtkan bhwa slah stu upaya untuk mlstarikan ekosistem mangrove adalah dgn cara jalur hijau di kawasan wilayah pesisir trsbut. menurut saudara apakah dengan jalur hijau trsbut mrupakan langkah yg tepat sbagai upaya untk mlstarikan mangrove? trima ksh dan mhon dijawab…

    • Alhamdulillahirobbilalamin bila tulisan saya ini bisa bermanfaat bagi saudara..

      Menurut saya, jalur hijau mrupakan suatu langkah tepat sebagai upaya untuk melestarikan mangrove. Jalur hijau adalah zona perlindungan mangrove yang dipertahankan di sepanjang pantai dan tidak diperbolehkan untuk ditebang, dikonversikan atau dirusak. Fungsi jalur hijau pada prinsipnya adalah untuk mempertahankan pantai dari ancaman erosi serta untuk mempertahankan fungsi mangrove sebagai tempat berkembangbiak dan berpijah berbagai jenis ikan. Tujuan utama penanaman jalur hijau (green belt) adalah untuk menjaga kesetabilan garis pantai sehingga dapat berfungsi melindungi daratan dan menjaga serta memperbaiki ekosistem perairan yang pada gilirannya dapat melindungi lahan usaha seperti tambak.
      Penanaman jalur hijau sempadan pantai juga diharapkan dapat memberikan dampak dan manfaat positif terhadap perluasan daratan, dikarenakan banyaknya sedimentasi serta kemampuan vegetasi mangrove sebagai sedimen trapp. Dengan demikian penanaman jalur hijau mangrove tidak hanya memperbaiki keadaan lingkungan yang telah rusak, akan tetapi secara tidak langsung merupakan investasi jangka panjang sebagai modal dasar pembangunan terutama bagi wilayah yang ada di kawasan pesisir.

  8. artikel yg cukup menambah wawasan,

    ada yang saya ingin tanyakan mengenai pemanfaatan mangrove yang tidak ramah lingkungan itu seperti apa contohnya dan menurut Anda pemanfaatan tersebut baik itu yang ramah ataupun tidak ramah lingkungan apabila dijadikan nilai komersial apakah ada dampak negatifnya ?..

    thx b4

    harap kunjungi blog & comment balik,
    ke indriiani.wp.com
    saya tunggu paling lambat senin tgl 4 jan jam 1 siang.

    thx

    • Terima kasih telah membaca dan memberikan pertanyaan pada tulisan saya ini…

      Manfaat mangrove yang begitu besar, telah berperan serta dalam menunjang kehidupan manusia dan lingkungannya. Namun demikian, manfaat yang sedemikian besar tersebut, seringkali terlupakan, bahkan menjadi terancam karena pemanfaatan mangrove yang tidak ramah lingkungan. Contoh dari pemanfaatan mangrove yang tidak ramah lingkungan diantaranya: penebangan mangrove, pembangunan pertambakan, pendirian perusahaan komersil, reklamasi lahan, pengerukan laut, dan usaha destruktif lainnya untuk merubah habitat mangrove menjadi sebuah lahan komersial telah mengancam kelestariannya di masa mendatang. Kerusakan mangrove telah terjadi di sebagian besar pesisir di Indonesia bahkan dunia.

  9. Syarat UAS Meteorologi
    1. Deadline pengumpulan adalah tanggal 5 January 2010,
    2. Isi diprint dan dikumpul pada tanggal 7 January 2010, ke bu lintang atau pak Noa,
    3. Pertanyaan (komentar) dan jawaban diprint di lembar terpisah,
    4. Link diprint dalam lembar terpisah,
    1. Pembangunan blog
    a. Pembangunan awal blog 30 %
    b. Isi 40 %
    2. Link 5%
    a. Komentar 5%
    b. Sustansi 10%
    c. Jawaban pertanyaan 10%

  10. blog anda sangat lengkap….bagus….

    Kasus : di sumatera Utara sebagian lahan mangrove di konversi menjadi tambak…sedangkan sekarang ini dikonversi lagi menjadi kelapa sawit? bagaimana menghubungkan hal ini dengan kerusakan pesisir dan perubahan iklim?

    • alhamdulillah…terima kasih pa…

      Kasus konversi lahan hutan mangrove menjadi tambak dan perkebunan kelapa sawit seperti yang terjadi di Sumatera Utara bisa dilihat dari berkurangnya luas hutan mangrove yang ada di Sumatera Utara tersebut. Luas hutan mangrove di pulau Sumatera ± 657.000 Ha, dari total ini sekitar 30% (± 200.000 Ha) dijumpai di propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan penafsiran Citra Landscape, diketahui luasan mangrove di propinsi Sumatera Utara mengalami penurunan yang sangat cepat dari waktu ke waktu. Dari luas ± 200.000 Ha pada tahun 1987, tinggal 15% atau ± 31.885 Ha yang berfungsi baik pada tahun 2001. Hal ini memberikan gambaran bahwa kondisi hutan mangrove di propinsi Sumatera Utara sedang mengalami tekanan yang sangat hebat oleh berbagai bentuk kegiatan sehingga mengakibatkan hilangnya kawasan hutan mangrove sekitar 85% (± 168.145 Ha) dalam kurun waktu 14 tahun.
      Sebagian besar hutan mangrove di Sumatera Utara telah berubah statusnya menjadi lahan-lahan yang kurang atau bahkan tidak memperhatikan aspek lingkungan sama sekali. Salah satu contoh yang paling ironis terjadi di kawasan hutan mangrove yang sangat terkenal di kecamatan Sicanggang, Kabupaten Langkat. Kawasan yang ditetapkan sebagai “Suaka Margasatwa” semenjak pemerintahan Belanda dengan nama “Karang Gading” mempunyai luas sekitar 9.520 Ha. Karang Gading merupakan habitat berbagai jenis mamalia, burung, reptil, ikan dan hewan tingkat rendah lainnya dan kawasan ini juga sangat kaya dengan berbagai jenis kerang-kerangan, kepiting, udang, ikan dan berbagai jenis burung. Namun kawasan lindung ini sudah sangat kritis.
      Eksploitasi dan degradasi hutan mangrove yang tidak terkontrol di Sumatera Utara dikhawatirkan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan ekosistem kawasan pantai seperti intrusi air laut, abrasi pantai dan punahnya berbagai jenis flora dan fauna. Kerusakan hutan mangrove yang berlangsung secara terus menerus berpotensi merusak perekonomian lokal, regional dan nasional dalam sektor perikanan. Untuk jangka panjang kerusakan mangrove dapat menurunkan produksi perikanan laut.
      Rusaknya hutan mangrove juga dapat mengakibatkan terputusnya ekosistem (mata rantai kehidupan mahluk hidup terganggu) dan sebagai akibatnya akan menimbulkan ketidakseimbangan antara mahluk hidup dan alam.
      Selain itu, dengan rusaknya ekosistem mangrove akan berakibat pula terhadap kenaikan suhu khususnya di wilayah pesisir tersebut dan lebih luasnya suhu di permukaan bumi. Dengan hilangnya ekosistem mangrove berarti hilang pula salah satu penyerap karbon yang merupakan salah satu Gas Rumah Kaca yang mengakibatkan terjadinya fenomena perubahan iklim.

  11. makasih atas artikelnya, sangat menarik.
    yang ingin saya tanyakan, apakah pemerintah indonesia sampai saat ini sudah menggalakkan peningkatan pemeliharaan mangrove itu sendiri? dan menurut anda apakah peran mangrove sangat besar dalam mengurangi dampak perubahan iklim? kalau bukan, apa yang sangat berpengaruh?
    makasiih enjaang. :))

    • alhamdulillah..terima kasih Uni..

      berbagai upaya telah dan sedang dilakukan oleh berbagai pihak tak terkecuali pemerintah dalam hal mengembalikan kondisi ekosistem mangrove dengan fungsi ekologinya seperti seperti sediakala. Beragam program rehabilitasi mangrove tersebut telah dilaksanakan setiap waktu, namun demikian belum menunjukkan hasil yang maksimal karena tingkat kerusakan ekosistem mangrove yang cukup tinggi.

      #menurut saya peran mangrove sangat besar dalam mengurangi dampak perubahan iklim. karena sama dengan tumbuhan yang lain bahwa mangrove pun melakukan fotosintesis dengan menyerap karbondioksida. apalagi dengan luas hutan mangrove Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar, merupakan mangrove yang terluas di dunia. Melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 ha) sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai salah satu andalan Indonesia dalam turut serta mengurangi dampak perubahan iklim global.

  12. asslmlkm,,menarik dan menambah wawasan.
    karena artikel ini membahas tentang mangrove,,sya ingin bertanya.
    salah satu fungsi mangrove tuh adalah sebagai penyeimbang ekosistem,,sya kurang jelas mengenai pernyataan tersebut,,bsa tolong di jelaskan ga kenapa????
    trimakasih,,coment jg ya d blog sya!!!!

    • waalaikum salam…

      salah satu fungsi dari mangrove adalah sebagai penyeimbang ekosistem. maksudnya adalah apabila ekosistem hutan mangrove mengalami gangguan oleh berbagai faktor dari luar misalnya oleh pemanfaatan mangrove yang tidak ramah lingkungan dan kegiatan alih fungsi hutan mangrove menjadi bentuk pemanfaatan lain seperti pertambakan, permukiman dan lain sebagainya maka secara otomatis akan mengganggu bahkan merusak ekosistem yang lainnya yaitu ekosistem terumbu karang dan padang lamun. Ekosistem mangrove, terumbu karang, dan lamun mempunyai keterkaitan ekologis (hubungan fungsional), baik dalam nutrisi terlarut, sifat fisik air, partikel organik, maupun migrasi satwa, dan dampak kegitan manusia. Oleh karena itu apabila salah satu ekosistem tersebut terganggu, maka ekosistem yang lain juga ikut terganggu. Yang jelas interaksi yang harmonis antara ketiga ekosistem ini harus dipertahankan agar tercipta sebentuk sinergi keseimbangan lingkungan.

  13. waaduuuuh bagus skali isi dari blognya…

    oia…
    selain dari segi positife yang sudah banyak di tulis..
    apakah mangrove ini mempunyai dampak negatifnya pada alam dan lingkungan di sekitarnya itu sendiri??

    • hatur thank you dulur…

      Sebagaimana yang telah dijelaskan pada tulisan saya di atas, bahwa ekosistem mangrove memiliki banyak sekali manfaat baik kepada manusia (khususnya masyarakat pesisir), bagi lingkungan pesisir itu sendiri dan bahkan bagi masa depan planet bumi.
      Begitu banyak dampak positif yang diberikan mangrove bagi alam dan lingkungan sekitar, akan tetapi mangrove bisa memberikan dampak negatif bagi alam dan lingkungan sekitar khususnya lingkungan pesisir apabila mangrove tersebut dimanfatkan secara berlebihan, tidak ramah lingkungan, hanya mementingkan keperluan sesaat dan tidak berfikir untuk masa yang akan datang.
      Keinginan manusia untuk mengkonversi area hutan mangrove menjadi areal pengembangan perumahan, kegiatan–kegiatan komersial, pertambakan, industri dan pertanian merupakan sebagian dari contoh nyata pemanfaatan mangrove yang tidak memikirkan dampak jangka panjang bagi kehidupan masa yang akan datang.
      Mangrove yang tadinya berfungsi sebagai green belt daerah pesisir, mempunyai peranan sebagai benteng atau pelindung bagi pantai dari serangan angin, arus dan ombak dari laut. Hutan mangrove dapat diandalkan sebagai benteng pertahanan terhadap ombak yang dapat merusak pantai dan daratan pada keseluruhannya, apabila terjadi gelombang pasang dan badai, mangrove tersebut tidak lagi berfungsi untuk menahan gelombang dan badai sehingga daerah sekitar pesisir menjadi porak poranda terkena dampak dari gelombang pasang dan badai tersebut.
      Berbagai jenis ikan, udang, kepiting dan biota lain yang biasanya hidup di kawasan mangrove, yang menjadikan kawasan hutan mangrove sebagai daerah untuk mencari makan (feeding ground), daerah asuhan dan berkembang biak (nursery ground) dan juga sebagai daerah memijah (spawning ground), apabila area mangrovenya dikonversi menjadi bentuk pemanfaatan lain, biota yang hidup di kawasan tersebut menjadi berkurang bahkan tidak bisa ditemukan lagi di daerah tersebut dan akhirnya tidak lagi memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat di sekitarnya.

  14. Blog anda sangat menarik, kawan?!

    Jika Anda di beri kepercayaan di masa yang akan datang menjadi aparat pemerintahan yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang anda miliki.
    Apa yang akan Anda lakukan dengan fenomena perubahan iklim yang semakin meresahkan ini?????

    Terima kasih. sobat

    • alhamdulillah kawan jika blog ini menarik…terima kasih telah membacanya…

      seandainya saya diberi kepercayaan untuk menjadi aparat pemerintahan yang berkecimpung di bidang kelautan (bidang yang sedang saya pelajari saat ini), misalnya saja menjadi seorang menteri kelautan pengganti bapak Faddel Muhammad yang sedang menjabat saat ini, Insya Allah dengan segenap jiwa dan raga dan dengan penuh tanggung jawab, saya akan menjalankan amanah itu sebaik baiknya.
      adapun langkah nyata yang akan saya lakukan adalah:
      1. menyediakan anggaran dana yang cukup besar untuk usaha konservasi berbagai ekosistem yang berkaitan dengan bidang kelautan, misalnya konservasi mangrove, terumbu karang, sea grass, dan lain sebagainya.
      2. bersama sama dengan masyarakat melakukan kegiatan konservasi tersebut.
      3. Meninjau ulang peraturan perundang-undangan yang tidak mendukung kegiatan pelestarian lingkungan hidup. Ketegasan sikap pemerintah dalam penegakan hukum khususnya dalam menindak secara tegas serta menghukum seberat-beratnya para pelaku illegal logging dan para perusak lingkungan lainnya serta aparat yang terindikasi melakukan konspirasi bagi terjadinya illegal logging dan perusakan lingkungan lainnya.
      4. Berkomitmen untuk tidak henti-hentinya dalam memberikan penyadaran dan memotivasi setiap masyarakat di tingkat akar rumput melalui berbagai cara dengan mengkampanyekan serta memberi contoh kepada masyarakat untuk hidup bersih, sederhana, peduli lingkungan, menggunakan energi-energi alternatif, menanam pohon di lingkungannya, melakukan penghemat pemakaian bahan bakar fosil dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat memberikan perlindungan bumi dari pemanasan global.

  15. maneh can koment blog urg,,,,
    jangan gtu atuh,,,
    nikan buat tugas!!!!

    • aduh hampura dulur, belom sempet uy…
      nya ke lah insya allah urang pasti koment…hampura nya telat..!!!

  16. terima kasih sebelumnya udah undang saya tuk mengunjungi blog ini.

    satu hal yang ingin saya tanyakan tentang prospek kerja kamu ke depan.
    Apa visi dan misi kamu jika nnt bekerja di bidang ni,.,.???

    blognya bagus,.

    gimana cara bikinnya bro,.????
    hehe

    thaks,.,.,.

    • waduh makasih bos udah baca tulisan saya,,
      satu hal yang ingin saya jelaskan bahwa mengenai prospek kerja di bidang kelautan sangat terbuka dan cakupannya sangat luas.
      sebagaimana kita ketahui bahwa dua per tiga bagian dari bumi ini adalah air (lautan) jadi bisa dikatakan bahwa masa depan kehidupan ada pada lautan dengan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya.

  17. kok, bisa sih hutan mangrove tidak masuk dalam skema REDD?

  18. Assalam, menarik sekali tulisan yang anda buat, saya ingin tanyakan menurut anda bagaimana peran laut dalam mengurangi emisi karbon karena menurut data penelitian laut yang tadinya berfungsi sebagai penyerap karbon sekarang berfungsi sebagai pelepas karbon, mungkin pertanyaan saya agak melenceng sedikit tapi sebagai anak kelautan tentu paham kan maksud saya? dan menurut anda apakah masuk akal bila pemerintah bisa mengurangi karbon sebesar 26 % seperti kesepakatan di copenhagen kemarin? thanks….^_^


Tinggalkan Balasan ke hernandhyhidayat Batalkan balasan

Kategori